Buletin

Standar TikTok dalam Dunia Santri: Dinamika Santri Masa Kini

Perkembangan teknologi digital, khususnya media sosial seperti TikTok, telah membawa perubahan besar dalam pola hidup masyarakat, termasuk kalangan santri. TikTok yang dikenal sebagai platform hiburan berbasis video pendek, kini tidak hanya menjadi media hiburan, tapi juga alat penyebaran informasi, ekspresi diri, bahkan dakwah. Namun, popularitas TikTok ini juga menghadirkan tantangan tersendiri dalam kehidupan pesantren yang dikenal dengan nilai-nilai kesederhanaan, kedisiplinan, dan etika keagamaan yang ketat. 

Santri masa kini hidup dalam era keterbukaan informasi dan juga globalisasi budaya. Akses terhadap gawai dan internet pun membuka peluang sekaligus tantangan baru. Di satu sisi, para santri bisa memanfaatkan p;atform digital untuk berdakwah, membagikan pengetahuan agama hingga mempromosikan nilai-nilai kepesantrenan ke masyarakat luas. Banyak pula santri yang menjadi konten kreator religius dengan pengikut yang ribuan hingga jutaan orang.

Namun di sisi lain, kehadiran platform seperti TikTok membawa standar populasi yang tidak selalu selaras dengan nilai-nilai kepesantrenan. Budaya viral, eksistensi, hingga eksploitasi privasi menjadi hal yang perlu disikapi secara kritis. Fenomena ini memunculkan dinamika baru: bagaimana santri menavigasi identitas religiusnya dalam pemandangan digital yang serba instan dan konsumtif.

Pesantren yang selama ini dkenal sebagai Lembaga yang menekankan pembinaan akhlak. Ketika standar Tiktok sering kali menonjolkan gaya hidup hedonis, glamor, bahkan kontroversial demi engagement tinggi, santri dituntut untuk bijak memilah mana konten yang sesuai dengan nilai Islam dan mana yang menyimpang. Di sinilah pentingnya digital literacy dan akhlak digital sebagai bagian dari Pendidikan pesantren.

Para kiai dan ustadz kini milai menyadari pentingnya memimbing santri dalam penggunaan media sosial. Tidak sedikit pula pesantren yang telah menerapkan kurikulum berbasis teknologi informasi, bahkan mengajarkan bagaimana berdakwah di platfrom di gital secara santun dan produktif.

Nah, Ketika santri mampu beradaptasi dengan bijak, tiktok justru bisa menjadi media strategis untuk menyebarkan nilai-nilai islam yang rahmatan lil ‘alamin. Dakwah kreatif, cerita inspiratif, bahkan kajian ringan bisa dikemas dalam format video pendek yang menarik dan mudah dicerna.

Santri seperti Gus Azmi, ustadzah Mumpuni Handayayekti, hingga para creator santri dari pondok gontor, tebu ireng, dan al-zaytun (meskipun kontroversial), telah menunjukkan bahwasannya santri bisa relevan dan berdaya saing tinggi di era digital. Dengan demikian, dunia santri tidak lagi identic dengan keterbelakangan teknologi, tap justru bisa menjadi motor peradaban digital yang beretika.

TikTok dan dunia santri adalah dua hal yang tampaknya kontras, tetapi bisa bersinergi jika diimbangi dengan pemahaman yang bijak dan kritis. Dinamika santri masa kini menuntut integrasi antara tradisi pesantren yang luhur dengan kecakapan teknologi modern. Pendidikan karakter, literasi digital, dan bimbingan spiritual harus terus diperkuat agar santri dapat menjadi pelopor perubhaan yang tidak hanya fasih dalam ilmu agaman, tapi juga cakap dalam menghadapi tantangan zaman.

---

Penulis: Nilam Fauzan (Aspi 1)