Self-awareness pada Penuntut Ilmu Membangun Pribadi yang Bermanfaat
Setiap manusia memiliki kewajiban untuk menuntut ilmu, dengan ilmu manusia dapat memperoleh kebenaran (Darani, 2021). Menuntut ilmu bukan hanya sekadar proses memperoleh informasi baru, tetapi berkaitan dengan proses pengembangan diri baik secara kognitif, psikologis, sosial, emosional dan spiritual.
Untuk dapat mengembangkan diri secara menyeluruh, dalam proses menuntut ilmu dibutuhkan self-awareness atau kesadaran diri. Self-awareness merupakan kemampuan untuk mengenali diri sendiri seperti, potensi diri, nilai-nilai yang dimiliki, tujuan hidup, kekurangan dan kelebihan yang dimiliki diri (London et al., 2023).
Dengan adanya self-awareness, dalam proses mencari ilmu individu akan lebih terarah. Individu akan lebih mengetahui keinginan, kebutuhannya, dan mampu menyusun cara atau strategi dalam mencapainya. Selain itu, mereka akan lebih mudah dalam mengevaluasi setiap prosesnya dalam mencari ilmu. Self-awareness penting bagi seorang penuntut ilmu, karena dengan menyadari kelemahan serta kekurangan diri membantu individu untuk belajar memperbaikinya agar lebih baik lagi (Ansar et al., 2024).
Dalam Islam surat pertama yang diturunkan Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW adalah surat Al-alaq, surat tersebut menjadi dasar dan perintah kepada umat manusia untuk senantiasa menuntut ilmu. Bagi seorang muslim menuntut ilmu merupakan ibadah yang dilakukan seumur hidup, maka batasan menuntut ilmu hanya kematian (Darani, 2021).
Menuntut ilmu berarti menggunakan dan memanfaatkan setiap potensi yang ada seperti penglihatan, pendengaran, perasaan dan keyakinan yang kemudian melalui proses berpikir akan didapatkan pengetahuan (Nuriy et al., 2024). Penting bagi manusia untuk menuntut ilmu, karena ilmu akan membawa manusia pada kebaikan dan kemudahan dalam menjalankan kehidupan di dunia maupun di akhirat.
Seorang penuntut ilmu tidak boleh cepat merasa puas terhadap pengetahuan yang didapat, karena ilmu sangat luas adanya. Selain itu, menjadi penuntut ilmu tidak boleh sombong dengan pengetahuannya karena pengetahuan akan menjadi bermanfaat ketika pengatahuan tersebut dapat mendorong individu untuk menjadi pribadi yang bermanfaat. Maka dari itu dalam proses menuntut ilmu dibutuhkan kesadaran diri atau self-awareness. Self-awareness merupakan kemampuan individu melihat diri sendiri dan dampak yang berikannya pada lingkungan (London et al., 2023).
Kemampuan melihat diri sendiri yang dimaksud dalam self-awareness adalah kemampuan dalam mengenali emosi, pikiran, nilai-nilai, pola pikir, optimisme, kekuatan, kelemahan, kepercayaan, perasaan diri dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi perilaku (DeMink-Carthew et al., 2020).
Individu akan lebih terarah dalam mencari ilmu ketika dibarengi dengan self-awareness. Dengan self-awareness individu dapat dengan memudah mengetahui keinginan, kebutuhan dan dapat dengan mudah menyusun strategi untuk mencapai tujuannya. Dengan demikian, self-awareness menjadi kunci penting untuk pengendalian diri, pertumbuhan diri, pengambilan keputusan, pembelajaran dan pemenuhan diri (Lailatut Tarwiyyah, 2022).
Dalam konteks menuntut ilmu self-awareness membantu menyadarkan individu mengenai alasan, dan tujuan dari menuntut ilmu. Selain itu, dengan self-awareness menyadarkan potensi, dan kekurangan diri, kemudian cara kita dalam menyikapi ilmu.
Menuntut ilmu tanpa memiliki self-awareness dapat menjadikan individu sombong, karena individu merasa dirinya lebih mengetahui dibanding dengan orang lain dan bahkan individu dapat merendahkan orang lain. Akan tetapi, individu yang memiliki self-awareness akan lebih menyadari potensi dan batasan yang dimiliki sehingga lebih terbuka terhadap ilmu pengetahuan.
Dengan self-awareness, membantu individu untuk bisa mengevaluasi diri dan membangun kesadaran mengenai tujuan yang sebenarnya dalam menuntut ilmu agar individu tidak terjebak dalam sifat sombong dan membanggakan pribadi. Sehingga self-awareness membantu menumbuhkan semangat untuk menuntut ilmu, tanggung jawab dan semangat untuk bermanfat bagi orang lain.
Mencari ilmu dalam islam merupakan ibadah yang sangat panjang karena manusia senantiasa dituntut untuk mencari ilmu dan batas mencari ilmu adalah kematian. Self-awareness dapat menjadi kunci bagi para penuntut ilmu untuk senantiasa lebih bersemangat dalam mencari ilmu.
Dengan adanya self-awareness menjadikan manusia tidak cepat merasa puas terhadap ilmu yang didapat, karena tujuan akhir dari ilmu bukan sekedar kepandaian tetapi bagaimana ilmu tersebut dapat membentuk pribadi yang bermanfaat dan berakhlak mulia.
---
Penulis: Fatiya Fatihaturrahmah Jasmin Putri Peristiana (Aspi 2)