Buletin

MELEPASKANNYA UNTUK LELAKI LAIN

Malam berbisik mengarungi setiap derai kilau cahaya yang menyambar deras dalam setiap celah puing-puing rapuh. Tersontak dengan riuh syair-syair Cinta yang entah datang dari celah mana. Ada sendu yang tak terpungkiri mengarungi setiap detak jantung berhembus.

 

Laki-laki itu memandang dengan lekat dari arah pintu seakan ada sesuatu yang harus disampaikan. Dengan senyum dia menghampiriku sembari memegang pundakku. dengan lirih dia berkata " Nak...kau adalah seorang Perempuan yang sudah dewasa, kini ayah sudah tua dan tidak mungkin selamanya bisa mengurusimu. Perlu sosok pengganti ayah yang siap menjaga, menyayangi seperti halnya ayah lakukan kepadamu" ujarnya dengan nada lirih.  ia adalah sosok laki-laki yang ku panggil "Ayah".

Aku termenung dengan perkataanya seakan mulut ini terbungkam akan ucapan yang dilontarkannya. tidak banyak bercakap ayah pun keluar menuju ruang tamu dan akupun merenungi setiap kata yang diucapkannya.

Bagiku seorang ayah merupakan sosok lelaki pertama dengan pengorbanan yang luar biasa. Ayah merupakan lelaki pertama yang aku cintai dan kasihi, tak dapat dielak semua yang dia korbankan semata-mata hanya untuk melihat keluarganya bahagia. dia yang jarang berkata-kata namun penuh dengan perhatian seolah-olah cuek padahal tidak. Ah sifat ayah memang susah ditebak...

 

beberapa bulan kemudian, ada seorang laki-laki datang kerumah dengan maksud untuk melamarku. Dia merupakan kakak kelasku sewaktu kuliah dulu. dan ternyata Allah mempertemukan kami untuk menjalin sebuah hubungan yang berlebel "Halal". Revan, dialah sosok lelaki itu, lelaki baik, humor dan mantap dalam Agama. Revan bersalaman sembari mencium tangan ayahku dengan penuh senyuman dan akupun terharu melihatnya. begitupun Ayah dilihat dari raut mukanya menunjukan bahwa dia suka akan kesopanan  Revan.

tidak lama kemuadian, Revan pun menyampaikan maksud akan kedantangannya.

Revan: " Maksud kedatangan saya kesini In Syaa Allah saya akan melamar putri bapak untuk menjadi Istri saya

Ayah ; "Apa alasanmu Nak sehingga ingin melamar putri bapak ?

Revan : " Alasan saya hanya satu pak, yaitu karna Allah telah mengirimkan perasaan (Fitrah) sayang saya kepada putri bapak sehingga saya dengan berani datang ke Rumah ini untuk mengambil hak saya yaitu dengan menjadikan putri bapak sebagai istri dalam kehidupan saya kelak. Saya menyadari akan semua kekurangan yang saya miliki dari berbagai segi tetapi keyakinan sayalah yang menjadikan diri ini untuk terus melangkah memperjuangkan separuh hidup saya"

 Ayah pun mengangguk-angguk mendengar perkataan yang dilontarkan Revan. Dan akupun sangat terharu mendengarnya.

Ayahku langsung menatapku sembari berkata,

Ayah : "Ayah sudah mendengar semua yang dijelaskan oleh Revan dan Ayah In Syaa Allah menyetujuinya denganmu. Bagaimana dengan sendirinya nak ? Apakah kau menerima Ravan ?

ah tanpa basa basi akupun langsung mengiyakan. siapa yang bisa menolak lamaran yang dinanti oleh orang yang disayangi. kebahagiaan yang Allah berikan sungguh sagat luar biasa. bagaimanapun tidak bisa dipungkiri semua nikmat semesta yang luas tak ada bandingannya.

setelah lamaran selesai, tak lama kemudian Revan pun pulang. akupun langsung masuk kamar dan bersiap-siap untuk tidur. akan tetapi sebelum masuk kamar ada suara yang meanggil-manggil dari sudut pintu Ruang Tamu. Akupun menghampirinya dan ternyata itu adalah ayahku.

Ayah : "sini nak, ada yang perlu ayah sampaikan kepadamu. ujarnya "Ayah senang melihatmu bahagia bersama orang yang kau pilih nantinya. ayah bahagia jika kau hidup bersama lelaki Soleh yang akan membinamu dan menjagamu dari apa yang akan membahayakanmu jikalau saja, tapi maaf mungkin saat hari bahagia itu tiba, ada kesedihan dalam hati ayah yang tak mampu ayah ungkapkan kecuali diam dan tersenyum kepadamu. karna ayah tau akan ada orang yang menggantikan posisi ayah dalam hidupmu" Ujarnya dengan penuh lirih

akupun termenung tidak bisa berkata-kata, mulutpun kelu untuk mengungkapkannya. Hati bergejolak menahan sedih yang amat dalam mendengar perkataan ayah.

tanpa berkata akupun langsung masuk kamar dan ayahpun masih diam di tempat duduk sembari meminum segelas kopi.

esoknya Revan datang kembali untuk mempersiapkan tanggal pernikahan kami. setelah semuanya terkordinir, kamipun tinggal menunggu dimana hari sebuah kehalalan itu tiba.

Ya.. hari H pun tiba, perasaan deg-degan, gemeteran pun campur aduk dihari itu. seseorang berjas,berkopiah hitam, dengan gagah yang datang sembari diiringi music gambus itu menghampiri tempat dimana Ijab Qobul itu berlangsung. tak lama kemudian, sosok laki-laki yang tak kalah gagahnya dari Revan itupun keluar. Ya itulah ayahku, dengan pandangan dengan penuh kebahagiaan menyambut Revan dengan lembut. aku yag hanya bisa memandang dua sosok lelaki yang aku Cintai dalam kehidupanku dari sembilah kaca tersenyum haru ketika mereka saling berjabat tangan menjalankan Ijab Qobul. ah kebahagiaan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata dan akulah yang bisa merasakan kebahagiaan itu sendiri. Tak lama kemudian, sontak terdengar kata "Saah" di telinga seakan menyambar dengan begitu kerasnya. Halal yang dinantikan itupun telah tiba, aku keluar yang disambut denga tangan lembut yang bestatus Suami itu kini aku pegang dengan erat seakan tak mau lepas darinya. semua orang yang hadirpun riuh melihat kami yang sudah berstatus halal. dari sudut panggung ternyata seorang laki-laki dengan senyuman memandangi kami dengan lekatnya. akupun membalas senyuman itu dengan penuh rasa haru. tiba-tiba aku teringat ucapn ayah waktu itu. ucapan yang seolah-olah ayah akan meninggalkanku karna kehadiran seorang laki-laki yang akan menggantikan peranan ayah dalam hidupku. tangis jika ditahan malah akan semakin tak terbendung. aku langsung menghampiri ayah sembari memegang tangan Revan, suamiku. dengan sontak aku langsung memeluk sang ayah dengan erat. tangisan yang tadinya aku tahan kini sudah pecah membasahi pipi yang ditemani Revan disampingku. dengan nada lirih ayah berbisik "Tugas ayah sudah selesai Nak, kini posisi ayah, Revan yang akan memegang semua itu. Jadilah Perempuan sekaligus istri yang baik, solihah dan bisa melindungi keluargamu, doa ayah selalu menyertaimu nak". isak tangis seolah-olah penentram dalam kegundahan.

 

Tidak lama kemudian ayah merangkul Revan dan berkata "Revan, kau seorang laki-laki yang Allah kirimkan untuk menggantikan posisi dimana aku harus berhenti sebagai peran ayah. dan kini kaulah yang memegang semua itu. Pesan ayah, jagalah dia, sayangi dia, jika dia melakukan kesalahan tegurlah dia dengan lembut jangan sampai kau membuatnya menangis dan terluka. karna jikalau itu terjadi ayah sampai kapanpun tidak akan pernah rela". ujarnya

revan pun berkata : "Aku seorang laki-laki sekaligus suami sudah sepantasnya melindungi dan menyayangi istriku. pesan ayah akan selalu ku ingat, karna bagaimanapun kasih sayang seorang suami berada setelah kasih sayang seorang ayah. putri ayah sudah menjadi tanggung jawabku dan itu merupakan suatu kewajiban dimana aku harus menjadi Imam yang baik. Syukurku kepada Allah karna telah mempertemukan yang sudah sepantasnya aku jaga dan aku hormati. Ayah... amanahmu untuk selalu melindungi, menjaga anakmu In Syaa Allah akan aku jalani dengan sebaiknya. doakan kami agar bisa menjadi keluarga yang selalu ada dalam lindunganNya.

kamipun saling berpelukan, tangis ayah kini mulai Nampak bahkan begitu dahsyat membasahi pipinya.

 

"Ayah merupakan sosok laki-laki pertama yang dicintai bagi anak perempuannya. Sayangilah ia, karna ia mampu meyembunyikan seribu masalah hanya karna ingin melihat anak perempuannya tumbuh dewasa dan bahagia.