Buletin

Jangan Hanya Sibuk dengan Berhias Diri!

Wanita dan pria diciptakan oleh Allah SWT dari satu inti. Kemudian Allah SWT menciptakan dari inti itu pasangannya agar saling melengkapi. Hal ini selaras dengan dasar normatif dalam Alquran, Allah SWT berfirman: “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu” (Q.S An Nisa : 1).

Manusia adalah satu kesatuan, bersaudara satu sama lain, wanita dan pria sama. Alquran menjelaskan ikatan persaudaraan manusia lebih dari satu sudut pandang. Contohnya dalam tingkatan beragama dan kemasyarakatan.

Islam datang disaat banyak orang tidak menghargai keberadaan wanita. Beberapa orang ragu akan kemampuan wanita. Sedangkan sebagian lainnya mengakui keberadaan wanita, namun menganggap wanita sebagai pelayan pria, keberadaannya dibawah kekuasaan pria. Dengan datangnya Islam, keadaan berubah drastis.

Harga diri dan martabat wanita terangkat, Islam menegaskan peran wanita dalam menjalankan perintah Allah SWT, tanggung jawabnya untuk mencari jalan ke surga. Dalam Islam, posisi wanita dan pria adalah sama, keduanya berasal dari ayah ibu yang sama yaitu Adam dan Hawa. Persamaan tersebut membuktikan adanya persamaan hak dan kewajiban dihadapan Allah SWT. ini membuktikan nilai ketakwaanlah yang menjadi pembeda diantara wanita dan pria dihadapan Allah SWT.

Sebagai seorang muslimah yang baik internalisasi akhlak karimah sangat penting, karena akhlak merupakan suatu cerminan terhadap diri seseorang apakah ia baik atau tidak dan akan sangat berpengaruh terhadap kehidupan sosial. Oleh karena itu, muslimah harus menamakan nilai nilai akhlak yang baik  dengan mencontoh kepada nabi Muhammad SAW. Akhlak nabi Muhammad Saw merupakan akhlak yang paing sempurna, sudah sepatutnya kita meneladaninya.

Peran wanita sebagai seorang ibu menjadi sangat penting karena menjadi madrasah pertama bagi anak-anaknya. Sebagai seorang anak, hendaklah berbakti kepada kedua orang tua, menyayangi mereka dan selalu membahagiakan mereka, tidak membuat mereka sedih, begitupun peran seorang istri harus taat dan patuh kepada suami, saling memotivasi untuk meningkatkan ketaqwaan, dan menciptakan keluarga yang sakinah mawadah warahmah.

Wanita harus cerdas, aktif, berwawasan luas. Karena dengan ilmunya  menjadikannya wanita yang shalehah, memberi banyak kontirbusi, berperan aktif dalam keluarga dan mendidik anak-anaknya menjadi generasi yang bermanfaat bagi semua. Sesuai dengan sabda rasulullah Saw : barangsiapa yang menginginkan kebahagiaan dunia dan akhirat, maka ia harus mencapainya dengan ilmu.

 Para wanita di zaman Rasulullah adalah kalangan yang memiliki semangat yang luar biasa dalam menuntut ilmu, seperti Ummul Mukminin Aisyah R.A, ia menjadi rujukan kaum muslimin untuk bertanya berbagai ilmu pengetahuan. Mencari ilmu, baik yang berdimensi duniawi maupun ukhrawi tidak harus dengan cara formal, bisa juga dengan cara informal. Misalnya mendatangi berbagai kegiatan yang bermanfaat, membaca buku, mendengarkan ceramah, bergabung dengan komunitas produktif, dan lain-lain.

Tidak ada lagi alasan saat ini muslimah tidak mau berkarya, karena pada sudah ada sejak dulunya, tinggal bagaimana kita bangkit dari tidur panjang kita untuk membangun peradaban. Umat Islam saat ini bagaikan amnesia, lupa bahwa dulu menjadi sentral umat, segalanya ada di umat Islam, sekarang mari kita pulihkan kembali ingatan tersebut secara bersama-sama menyatukan visi, berkontribusi, dan berkarya secara konsisten agar umat Islam dapat membangkitkan kembali peradabannya.