Haul, Milad, Dan Isra Mi’raj Pondok Pesantren Al-Ihsan Cibiru Hilir: Mengenang Jasa Pendiri Sebagai Penguat Diri

Cibiru Hilir, Bandung - Pondok Pesantren Al-Ihsan Cibiru Hilir kembali mengadakan acara peringatan hari lahirnya yang ke-30. Pada acara tersebut, Pondok Pesantren Al-Ihsan mengusung tema “Membangun Ukhuwah, Menghidupkan Sunnah, Menuju Peradaban yang Penuh Berkah”. Narasumber utama dalam acara ini di antaranya K.H. Tantan Taqiyudin, Lc., Prof. Dr. K.H. Dindin Solahudin, MA., CHRA., K.H. Ayi Jalaludin, S.Ag., M.MPd., serta turut mengundang mubaligh Kyai Muhammad Mufti Najmul Umam, Lc, S.S.I., M.Ag. dan qori K.H. Asep Burhan.
Presiden Organisasi Santri Pondok Pesantren Al-Ihsan (OSPAI), Farhan Kholil, mengungkapkan bahwa acara peringatan hari lahir Pondok Pesantren Al-Ihsan merupakan salah satu program unggulan OSPAI yang dikelola oleh Kementerian Agama. Melalui acara ini, diharapkan dapat mempererat ukhuwah Islamiyah dan menjaga eksistensi Pondok Pesantren Al-Ihsan dalam segala aspek.
“Diketahui bahwasannya program ini merupakan program dari Kementerian Agama OSPAI yang ditanggung jawabi oleh A Adnin Abdul Majid. Mudah-mudahan momentum pada malam hari ini bisa menambah ukhuwah Islamiyah untuk kita semua agar terus menerus eksis dalam hal apapun.” ungkapnya.
Narasumber ketiga, sekaligus selaku salah satu anak dari pendiri Pondok Pesantren Al-Ihsan, K.H. Ayi Jalaludin, mengungkapkan bahwa proses pendirian Pondok Pesantren Al-Ihsan memiliki sejarah yang panjang. Dimulai pada tahun 1990, keluarga besar Pondok Pesantren Al-Ihsan memiliki keinginan kuat untuk mendirikan sebuah pesantren. Salah satu langkah awal yang diambil adalah dengan menyusun proposal yang menggunakan tiga bahasa, yaitu bahasa Arab, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris.
“Pada tahun 1990 an, kami sekeluarga berencana mendirikan sebuah pesantren, dan untuk itu kami menyusun proposal yang menggunakan tiga bahasa. Proposal ini dibuat oleh Pak Dindin dengan menggunakan bahasa Arab, Indonesia, dan Inggris,” ujarnya.
Selain itu, K.H. Ayi Jalaludin menambahkan bahwa nama awal Pondok Pesantren ini adalah Muhammad Toha. Nama tersebut dipilih berdasarkan isi proposal yang mencantumkan nama tersebut, yang mengacu pada Nabi Muhammad SAW dan pahlawan Bandung Lautan Api, Muhammad Toha. Berkat proposal ini, mereka berhasil mendapatkan dana sebesar Rp 1.500.000 pada waktu itu.
“Awalnya, nama pondok ini adalah Muhammad Toha. Nama ini diambil dari Nabi Muhammad SAW dan pahlawan Bandung Lautan Api. Berkat proposal tersebut, kami berhasil mendapatkan dana sebesar Rp 1.500.000 pada saat itu,” tambahnya.
Mubaligh Kyai Muhammad Mufti Najmul Umam menyampaikan bahwa mengenang perjuangan para pendiri pondok akan memperkuat semangat dalam menghadapi kehidupan yang penuh ujian. Beliau mencontohkan dakwah Nabi Muhammad SAW yang penuh tantangan. Meskipun menghadapi ujian berat, Nabi Muhammad SAW terus maju dengan mengingat perjuangan nabi-nabi terdahulu yang juga menghadapi tantangan serupa.
“Dalam Al-Qur’an banyak kisah tentang perjuangan nabi-nabi terdahulu, yang tujuannya adalah untuk menguatkan hati Nabi Muhammad SAW. Allah SWT menceritakan ujian yang dihadapi umat dan nabi-nabi terdahulu, agar Nabi Muhammad SAW merasa bahwa cobaan berat yang beliau alami juga dialami oleh nabi-nabi sebelumnya,” tuturnya.
Semoga dengan diadakannya peringatan hari lahir ini, kita dapat mengenang perjuangan para pendiri pondok, serta menjadi penguat diri untuk terus menghadapi berbagai ujian dan rintangan dalam kehidupan.
Penulis: Aqshal Septiano