7 Peristiwa di 10 Muharram : Refleksi dan Pembelajaran dari Peristiwa Muharram

https://www.ponpesalihsancbr.com/ Bandung - Pada tanggal 10 Muharram, yang juga dikenal sebagai Hari Asyura, terdapat berbagai peristiwa penting dalam sejarah Islam.
1. Nabi Adam AS bertobat kepada Allah dari dosa-dosanya dan tobat tersebut diterima oleh-Nya.
Salah satu peristiwa yang sering disebut adalah tobat Nabi Adam AS setelah melakukan kesalahan dengan memakan buah dari pohon terlarang di Surga.
Menurut riwayat, setelah Nabi Adam AS dan Hawa AS memakan buah dari pohon terlarang, mereka menyadari kesalahan mereka dan merasa sangat menyesal. Mereka kemudian berdoa dan memohon ampun kepada Allah SWT. Dalam Al-Qur'an, disebutkan bahwa Nabi Adam AS berdoa dengan kata-kata:
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
"Rabbanaa zhalamnaa anfusanaa wa illam taghfir lanaa wa tarhamnaa lanakoonanna minal khaasireen"
Artinya: "Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi." (QS. Al-A'raf: 23)
Allah SWT menerima tobat Nabi Adam AS dan mengampuni dosanya. Peristiwa ini menjadi salah satu pelajaran penting tentang rahmat dan ampunan Allah SWT, serta pentingnya tobat dan penyesalan atas kesalahan yang dilakukan.
Peristiwa tobat Nabi Adam AS ini sering diingat pada tanggal 10 Muharram sebagai salah satu momen penting dalam sejarah umat manusia, yang menunjukkan bahwa Allah SWT selalu membuka pintu tobat bagi hamba-Nya yang benar-benar menyesal dan memohon ampunan.
2. Berlabuhnya kapal Nabi Nuh di bukit Judy dengan selamat
Salah satu peristiwa yang diyakini terjadi pada hari Asyura adalah berlabuhnya kapal Nabi Nuh di Bukit Judi.
Dalam Al-Qur'an, Allah mengisahkan tentang Nabi Nuh yang diperintahkan untuk membangun kapal besar untuk menyelamatkan dirinya, keluarganya, dan sekelompok kecil pengikut yang beriman dari banjir besar yang akan menenggelamkan seluruh bumi.
Setelah banjir besar surut, kapal Nabi Nuh berlabuh di Bukit Judi. Peristiwa ini menandai akhir dari ujian besar yang dihadapi oleh Nabi Nuh dan para pengikutnya yang setia.
Hari Asyura, khususnya peristiwa berlabuhnya kapal Nabi Nuh, sering kali dijadikan sebagai waktu untuk refleksi dan pembelajaran tentang kesabaran, keimanan, dan ketaatan kepada Allah.
Umat Islam di berbagai belahan dunia merayakan hari ini dengan berbagai cara, termasuk puasa sunnah, doa, dan kegiatan amal sebagai bentuk syukur dan peringatan akan rahmat Allah.
3. Selamatnya Nabi Ibrahim AS dari Api
Peristiwa selamatnya Nabi Ibrahim Alaihissalam dari api adalah salah satu kisah penting dalam sejarah Islam yang sering diingat pada bulan Muharram.
Peristiwa Penghancuran Berhala
Untuk menunjukkan kebatilan penyembahan berhala, Nabi Ibrahim (AS) suatu hari menghancurkan semua berhala yang ada di kuil kaumnya, kecuali satu yang terbesar. Ketika kaumnya mengetahui hal ini, mereka marah dan segera menangkap Nabi Ibrahim (AS). Mereka membawa beliau ke hadapan raja mereka, Namrud, yang juga seorang penyembah berhala.
Hukuman Bakar Hidup-hidup
Setelah mendengarkan penjelasan Nabi Ibrahim (AS) yang tetap teguh pada keimanannya, Raja Namrud memutuskan untuk menghukum Nabi Ibrahim (AS) dengan cara dibakar hidup-hidup. Mereka menyiapkan sebuah api unggun yang sangat besar dan mengikat Nabi Ibrahim (AS) untuk dilemparkan ke dalamnya.
Mukjizat Penyelamatan
Namun, dengan izin Allah SWT, ketika Nabi Ibrahim (AS) dilemparkan ke dalam api, terjadi mukjizat. Api yang seharusnya membakar beliau justru menjadi dingin dan sejuk. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:
"Kami berfirman: 'Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim.'" (Surah Al-Anbiya: 69)
Nabi Ibrahim (AS) keluar dari api tersebut tanpa sedikit pun luka atau cedera, menandakan kebesaran Allah SWT dan kebenaran dakwah yang disampaikan oleh Nabi Ibrahim (AS).
Peristiwa ini mengandung banyak pelajaran, antara lain: Keteguhan iman dan keberanian Nabi Ibrahim (AS) dalam menghadapi ujian, Kekuasaan Allah SWT yang mampu melindungi hamba-Nya dari bahaya yang terlihat mustahil untuk dihindari, Pentingnya keyakinan dan kepercayaan penuh kepada Allah SWT dalam menghadapi segala cobaan hidup.
4. Nabi Yusuf AS dibebaskan dari Penjara Mesir karena terkena Fitnah
Peristiwa pembebasan Nabi Yusuf Alaihissalam dari penjara Mesir adalah salah satu kisah yang terdapat dalam Al-Qur'an, khususnya dalam Surah Yusuf. Kisah ini mengandung banyak pelajaran berharga mengenai ketabahan, kesabaran, dan kebijaksanaan.
Nabi Yusuf, putra Nabi Ya'qub, adalah salah satu dari dua belas saudara yang sangat dicintai oleh ayahnya. Kecintaan ayahnya yang besar terhadap Yusuf menimbulkan kecemburuan di hati saudara-saudaranya. Mereka kemudian bersekongkol untuk menyingkirkan Yusuf dengan cara membuangnya ke dalam sumur. Namun, Yusuf diselamatkan oleh kafilah pedagang yang kemudian menjualnya sebagai budak di Mesir.
Di Mesir
Nabi Yusuf akhirnya dibeli oleh seorang pejabat tinggi Mesir bernama Al-Aziz. Di rumah Al-Aziz, Yusuf tumbuh menjadi pria dewasa yang sangat tampan dan bijaksana. Namun, kecantikan dan kebijaksanaannya membuat istri Al-Aziz tergoda. Dia mencoba merayu Yusuf, tetapi Yusuf menolak dan berusaha menjaga kesucian dirinya. Karena merasa dipermalukan, istri Al-Aziz memfitnah Yusuf bahwa dia yang berusaha menyerangnya. Akibat fitnah ini, Yusuf dipenjarakan meskipun dia tidak bersalah.
Di Penjara
Selama di penjara, Yusuf dikenal sebagai orang yang bijaksana dan pandai menafsirkan mimpi. Dua tahanan yang bersama Yusuf meminta bantuannya untuk menafsirkan mimpi mereka. Yusuf dengan izin Allah menafsirkan mimpi mereka dengan tepat. Tafsir mimpi Yusuf tentang salah satu tahanan yang akan dibebaskan kemudian menjadi kenyataan.
Pembebasan
Beberapa waktu kemudian, Raja Mesir mengalami mimpi yang sangat mengganggunya. Tidak ada yang dapat menafsirkan mimpi tersebut, hingga salah satu tahanan yang pernah ditolong Yusuf mengingatkan raja akan kemampuan Yusuf. Raja kemudian memerintahkan untuk membawa Yusuf keluar dari penjara agar dapat menafsirkan mimpinya. Yusuf menafsirkan bahwa Mesir akan mengalami tujuh tahun kemakmuran diikuti oleh tujuh tahun kekeringan. Dia juga memberikan nasihat tentang cara mengelola masa kemakmuran untuk menghadapi masa kekeringan.
Raja sangat terkesan dengan kebijaksanaan dan pengetahuan Yusuf, sehingga dia membebaskan Yusuf dari penjara dan mengangkatnya menjadi pejabat tinggi yang bertanggung jawab atas penyimpanan dan distribusi makanan selama masa kemakmuran dan kekeringan.
5. Nabi Yunus AS Selamat keluar dari perut Ikan Hiu
Peristiwa Nabi Yunus Alaihissalam selamat keluar dari perut ikan merupakan salah satu kisah yang dikenal dalam tradisi Islam dan diceritakan dalam Al-Quran.
Nabi Yunus Alaihissalam adalah seorang nabi yang diutus oleh Allah kepada penduduk kota Ninawa (sekarang di wilayah Irak). Namun, kaumnya menolak ajaran yang disampaikannya. Karena merasa putus asa, Nabi Yunus meninggalkan kaumnya tanpa menunggu perintah dari Allah.
Peristiwa di Laut
Setelah meninggalkan kaumnya, Nabi Yunus naik ke sebuah kapal. Di tengah perjalanan, kapal tersebut menghadapi badai besar. Para penumpang kapal percaya bahwa badai tersebut disebabkan oleh seseorang yang melanggar perintah Tuhan, dan mereka memutuskan untuk mengundi siapa yang harus dilempar ke laut untuk meredakan badai. Undian jatuh pada Nabi Yunus. Setelah dilempar ke laut, Nabi Yunus ditelan oleh seekor ikan besar, yang sering dianggap sebagai ikan paus.
Di Dalam Perut Ikan
Nabi Yunus tinggal di dalam perut ikan selama beberapa hari. Dalam keadaan gelap gulita di dalam perut ikan, Nabi Yunus menyadari kesalahannya dan berdoa kepada Allah dengan penuh penyesalan dan keikhlasan. Doa yang terkenal dari Nabi Yunus saat berada di dalam perut ikan adalah:
"لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ"
"La ilaha illa anta, subhanaka inni kuntu minaz-zalimin."
(Tidak ada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim).
Keselamatan Nabi Yunus
Allah menerima doa Nabi Yunus dan memerintahkan ikan tersebut untuk memuntahkannya ke daratan. Nabi Yunus pun keluar dari perut ikan dalam keadaan selamat. Setelah itu, ia kembali kepada kaumnya untuk melanjutkan dakwahnya, dan kali ini kaumnya menerima ajaran yang dibawanya dan bertobat.
6. Nabi Ayyub AS disembuhkan Allah dari Penyakit yang Menjijikan
Nabi Ayyub alaihissalam adalah salah satu nabi yang dikenal karena kesabarannya yang luar biasa dalam menghadapi ujian dari Allah SWT. Salah satu kisah yang terkenal tentang Nabi Ayyub adalah ketika beliau mengalami penyakit yang sangat parah dan menjijikkan, yang menyebabkan beliau diasingkan oleh masyarakatnya. Meskipun begitu, beliau tetap bersabar dan tidak pernah berhenti bersyukur kepada Allah.
Allah SWT menguji Nabi Ayyub dengan penyakit yang sangat menyakitkan selama bertahun-tahun. Istrinya yang setia tetap merawatnya, meskipun mereka kehilangan semua harta benda dan anak-anak mereka. Dalam keadaan yang sangat sulit ini, Nabi Ayyub tetap berdoa dan memohon pertolongan kepada Allah.
Akhirnya, Allah mengabulkan doa Nabi Ayyub dan menyembuhkannya dari penyakit tersebut. Allah memerintahkan Nabi Ayyub untuk menghentakkan kakinya ke tanah, dan dari tanah itu keluar air yang jernih. Nabi Ayyub diperintahkan untuk mandi dan minum dari air tersebut. Dengan izin Allah, penyakitnya sembuh dan tubuhnya kembali sehat seperti sedia kala.
Peristiwa ini sering dikaitkan dengan bulan Muharram karena menunjukkan kebesaran Allah dan pentingnya kesabaran serta keteguhan iman dalam menghadapi ujian hidup. Kisah Nabi Ayyub mengajarkan kita untuk tetap bersabar, bersyukur, dan tidak pernah putus asa dari rahmat Allah, apa pun cobaan yang kita hadapi.
7. Nabi Musa AS dan umatnya kaum Bani Israil selamat dari pengejaran Firaun di Laut Merah
Peristiwa selamatnya Nabi Musa Alaihissalam dan kaum Bani Israil dari pengejaran Firaun di Laut Merah merupakan salah satu kisah yang terkenal dalam sejarah Islam dan juga disebutkan dalam Al-Qur'an. Kisah ini mengandung banyak pelajaran penting tentang keimanan, keberanian, dan pertolongan Allah SWT.
Kaum Bani Israil adalah keturunan Nabi Ya'qub (Israel) yang pada masa itu hidup dalam penindasan di Mesir di bawah pemerintahan Firaun. Firaun merupakan seorang raja yang zalim dan menganggap dirinya sebagai Tuhan. Nabi Musa Alaihissalam diutus oleh Allah SWT untuk membebaskan kaum Bani Israil dari penindasan ini dan mengajak Firaun serta kaumnya untuk beriman kepada Allah SWT.
Eksodus dari Mesir
Nabi Musa Alaihissalam, dengan izin Allah SWT, melakukan berbagai mukjizat untuk menunjukkan kekuasaan Allah kepada Firaun dan kaumnya. Meskipun demikian, Firaun tetap keras kepala dan menolak untuk beriman. Akhirnya, Allah SWT memerintahkan Nabi Musa untuk memimpin Bani Israil keluar dari Mesir.
Dalam perjalanan keluar dari Mesir, Firaun dan tentaranya mengejar mereka dengan maksud untuk membinasakan mereka. Ketika mereka mencapai Laut Merah, Bani Israil merasa terjebak karena di depan mereka terbentang laut dan di belakang mereka ada tentara Firaun yang mengejar.
Mukjizat di Laut Merah
Dalam situasi genting tersebut, Allah SWT memerintahkan Nabi Musa untuk memukulkan tongkatnya ke laut. Mukjizat pun terjadi, laut terbelah menjadi dua, menciptakan jalan kering di tengahnya yang memungkinkan Bani Israil menyeberang dengan selamat.
Setelah Bani Israil berhasil menyeberang, Firaun dan tentaranya ikut masuk ke dalam jalan yang terbentuk di laut tersebut. Namun, ketika mereka berada di tengah-tengah laut, Allah SWT menutup kembali laut tersebut sehingga Firaun dan tentaranya tenggelam.
Pelajaran dari Kisah Ini
Keimanan dan Keteguhan Hati: Kisah ini mengajarkan pentingnya memiliki keimanan yang kuat kepada Allah SWT, terutama dalam menghadapi ujian dan tantangan besar, Pertolongan Allah: Allah SWT selalu memberikan pertolongan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman dan bertawakkal kepada-Nya.
Dalam tradisi Islam, bulan Muharram adalah salah satu bulan yang dihormati, dan hari Asyura pada tanggal 10 Muharram memiliki signifikansi khusus. Umat Islam dianjurkan untuk berpuasa pada hari Asyura sebagai tanda syukur dan untuk mengenang beberapa peristiwa diatas.
Sumber : NU Online, www.nu.or.id